Thursday, July 28, 2016

USTAD YANG IKHLAS


Serial Lepas FTV Religi

Ustadz Juga Manusia

(Sinopsis Komedi)

By : Koko bz

     Ustadz Jimi tinggal bersama Ningsih istrinya dan Ani (15th) anaknya yang tomboy dan Ardi (7th) desebuah kontrakkan. Dakwah-dakwahnya selalu menyentuh hati para jamaah yang mendengarkannya. Cuma mungkin hanya karena faktor “luck” saja ustadz Jimi belum jadi ustadz kondang kaya di Tipi(TV). Kegembiraan juga dirasakan oleh Rukun dan Sukun dua pemuda lucu warga desa itu.

     Cekcok antara Jamila tetangga kirinya yang pelacur dan Romlah tetangga kanannya, istri yang kesepian karena sering ditinggal berlayar oleh suaminya. Kerap kali terjadi. Banyak barang melayang. Sepatu, sandal dan lainnya. Ustadz Jimi termasuk menjadi korban lemparan itu. Warga berkumpul malah menyoraki, bukannya melarai.  Ustadz Jimi selalu berusaha menengahi pertengkaran Jamila dan Romlah. Mereka saling iri dan ejek. Mencari kesalahan masing-masing.

     Ustadz Jimi sadar dan pusing mengetahuinya. Sementara dia adalah ustadz, sedang tetangganya adalah dua wanita cantik dan seksi yang selalu menggoda matanyanya. Yang jadi efeknya adalah Ningsih istrinya. Ia kemudian menjadi seorang pencemburu. Ningsih ga mau kalo sampai dia di poligami kayak ustadz di Tipi (TV), katanya. Cekcok antara Jamila dan Romlah juga kadang tetangga kontrakkan yang lain, akhirnya sudah menjadi “breakfast” dan “dinner” bagi ustadz Jimi. Hanya dia harus rela banyak menyediakan tensoplas, untuk luka-luka yang sering dideritanya.

     Dasar nasip ustadz ngetop. Karirnya mulai menanjak. Hingga ada promotor yang mau mengorbitkannya. Tapi ustadz Jimi harus selektif. Ia menjaga jangan sampai dakwahnya hanya disebabkab karena uang semata-mata. Dugaan ustadz Jimi ternyata benar. Sejak itu pandangan warga ada yang berfikir negatif. Mereka kira, karena banyaknya order, Ustadz Jimi mulai membeli perabotan baru, kursi baru juga TV (Tipi) baru. Cuma satu yang tidak baru. Tentu saja Ningsih menolak jika ustadz Jimi membawa istri baru.

Akibatnya ada warga yang sirik. Provokatornya adalah Bajul dan kawan-kawannya. Seorang langganan Jamilah yang ditolak cintanya. Bajul cemburu pada ustadz Jimi yang dekat dengan Jamila. Padahal berkat ustadz Jimi, Jamila dan Romlah mulai belajar untuk datang ke masjid dan beribadah. Bajul memfitnah ustadz Jimi telah memperalat agama untuk mendapatkan harta dan wanita. Karena tak dipungkiri, banyak wanita yang naksir ustadz Jimi karena kharisnmanya.

Rukun dan dan Sukun bingung menyadari situasi itu. Siapa yang benar? Itu menjadi pertanyaan mereka. Mereka mau bertanya pada Haji Markum pemilik kontrakkan yang jadi sesepuh desa, tapi tidak bisa. Karena Haji Markum sedang pergi liburan keluarga keluar kota. Rukun dan Sukun semakin bingung melihat ustad Jimi tenang-tenang saja. Mereka harus memilih, ustadz Jimi salah atau tidak? Karena ustadz Jimi selalu berkata, manusia harus ikhlas dan sabar menerima semua cobaan dari Allah SWT.

Tapi untung Haji Markum pulang tepat pada waktunya. Saat itu Ningsih pergi bersama anaknya meninggalkan ustadz Jimi. Ningsih termakan fitnah. Warga berbondong-bondong datang mendemo ustadz Jimi. Berbagai tuduhan menyerangnya. Ustad Jimi disangka telah menghamili anak orang, berselingkuh dengan Jamila, dan juga dituduh sebagai ustadz yang menjual agama.

Ustadz Markum datang lalu menjelaskan semuanya. Sebenarnya tuduhan warga adalah salah. Karena sebenarnya ustadz Jimi adalah orang kaya. Warga salah menilai. Semua barang yang dibeli ustadz Jimi adalah dari hasil usahanya. Dia pindah kekontrakkan itu karena rumahnya yang besar sedang direnovasi. Malah ustadz Jimi selama ini tidak pernah mempergunakan uang hasil dakwah untuk kepentingan sendiri. Ia selalu menyumbangkan uang hasil dakwah ke panti asuhan dan fakir miskin.

Dari situlah akhirnya warga menjadi sadar akan kesalahannya. Mereka semua meminta maaf pada ustadz Jimi setelah tau kalau fitnah itu disebarkan oleh Bajul. Sebagian warga kemudian berbaik hati menolong ustadz Jimi menyadarkan semua kesalah pahaman itu. Mereka meminta Ningsih supaya rujuk kembali dengan ustadz Jimi.


Ide cerita : Bp Didi Ardiansyah

No comments:

Post a Comment