Thursday, January 28, 2016

SCENE PLOT

Sinopsis Cermin Kehidupan

PERTOLONGAN DARI LANGIT

01.    INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – MALAM
Mak Warsih, Narto, Kusno, Nimah, Jarwo, wanita 1

ESTABLISH :
Malam hening, bulan bersinar terang. Suara jangkrik dan suara hewan malam bersahutan.

Di dalam ruang prakteknya Mak Warsih siap membantu persalinan seorang wanita yang akan melahirkan. Narto (anak buah Warsih) dan Kusno (menantu Warsih/suami Nimah) mempesiapkan peralatan termasuk menyan dan baskom berisi air kembang 7 rupa. Sebelum mulai persalinan mak Warsih mencelupkan kedua tangannya kedalam baskom berisi kembang 7 rupa. Setelah membaca mantra, dan proses persalinan yang ulet mak Warsih yang di bantu Nimah (anak bu Warsih yang juga tengah hamil) akhirnya selesai melakukan proses persalinan. Mak Warsih kemudian memberikan kantong berisi potongan ari-ari bayi pada Jarwo suami wanita yang melahirkan itu untuk segera di tanam di bawah pohon keramat di Alas Wetan sebagai sesaji pada penunggu pohon keramat agar memberi keselamatan pada bayi dan ibunya.

02.    EXT. JALANAN DESA – MALAM
Jarwo, Aisyah

Jarwo berjalan cepat membawa bungkusan berisi ari-ari menuju alas Wetan. Detengah perjalanan tanpa sengaja ia bertubrukan dengan seorang gadis cantik yang sedang berjalan. Jarwo terjatuh. Bungkusan berisi ari-ari terlepas jatuh lalu melintas sebuah motor dengan cepat melindas bungkusan itu hingga hancur. Jarwo panik sambil memunguti sisa ari-ari yang tercecer. Jarwo tampak ketakutan amanah mak Warsih dukun beranak sakti tidak bisa ia laksanakan. Kemudian ia lari meninggalkan gadis itu begitu saja yang tidak lain adalah Aisyah. Aisyah heran melihat tingkah aneh Jarwo.

03.    I/E. RUMAH BU DARNO – TERAS – MALAM
Aisyah, bu Darno

Terdengar suara kentongan bersahutan. Bu Darno (55 th) tau kentongan itu tanda kalau baru saja ada warga yang meninggal. Saat itu bu Darno di kejutkan oleh suara ketukan pintu dari luar rumah. Ia sempat was-was dan heran ada seorang gadis cantik bertamu tengah malam kerumahnya? Ternyata dia adalah Aisyah bidan baru yang di tugaskan di desa itu. Aisyah memeng sudah di rencanakan akan tinggal di rumah Bu Darno.

04.    EXT. ARE PEMAKAMAN – PAGI
Aisyah, Jarwo, Malik (marbot mushola), mak Warsih, Nimah, Narto, Kusno, figuran

Aisyah diajak bu Darno datang ke pemakaman, lalu tiba-tiba Jarwo yang terlihat sedang sedih berteriak marah menghampiri Aisyah dan menuduh Aisyah sumber petaka penyebab bayinya meninggal. Malik dan kepala kampung mencoba menahan Jarwo untuk tidak bertindak nekat hingga tangan Malik terluka. Kepala kampung berusaha memperkenalkan kalau Aisyah adalah bidan baru di kampung itu. Kepala kampung kemudian meminta Aisyah membawa Malik ke Klinik supaya bisa diobati. Semua melihat pada Aisyah. Sementara mak Warsih melirik pada Aisyah dengan tatapan yang tajam.

05.    INT. KLINIK – R. DALAM – PAGI
Aisyah, Malik, laki-laki 2, figuran

ESTABLISH :
Klinik yang terlihat sepi dan lusuh tak jauh dari rumah bu Darno.

Mungkin lebih tepatnya ini hanyalah ruangan tak terlalu besar tak jauh dari rumah bu Darno yang dulunya pernah jadi tempat bidan Desa yang telah lama meninggalkan desa itu.. peralatannya terlihat kotor dan tak rapi.. Aisyah mengeluarkan peralatannya dan segera mengobati (menjahit) luka Malik. Belum lama luka Malik selesai di obati, Aisyah dikejutkan suara rintihan wanita dari luar klinik. Aisyah segera keluar diikuti Malik. Beberapa saat kemudian Malik dan Aisyah menjumpai seorang wanita hamil yang sudah hampir melahirkan bersama suaminya yang hendak ke rumah dukun Warsih.. Tapi keadaan si istri sudah hampir melahirkan dan tak kuat jalan sedangkan rumah bu Warsih masih jauh… Dengan lembut Aisyah mencoba meyakinkan bahwa ia bisa membantu persalinannya.. dan meski si suami rada kuatir tapi ia tak punya pilihan lain.. Akhirnya mereka mau.

Dissolve to:
Suara bayi mengis dan ekspresi suami yang bahagia di depan pintu klinik.. Lalu si suami dipersilahkan masuk klinik..

06.    I/E. WARUNG – SIANG
Kusno, Aisyah, laki-laki 2, wanita 1, figuran

Kusno tertarik mendengar cerita seorang warga yang mengatakan istrinya baru saja melahirkan dibantu oleh seorang bidan cantik. Beberapa orang menganggap laki-laki itu bodoh dan bisa kualat, apalagi ari-ari bayinya tidak ditaman di bawah pohon keramat alas wetan. Menurut laki-laki itu, “kata bu bidan ga usah! Kasih sesajen ke pohon keramat itu tahayul dan kita syirik kalau mempercayainya.”

Kusno kesal dan penasaran mendengar cerita bidan cantik itu. Tak lama kemudian muncul Aisyah ke dalam warung yang berniat membeli makanan untuk makan siang di Klinik. Semua terkesima melihat Aisyah yang cantik dan menyapa dengan tutur kata lembut.

07.    INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – SORE
Mak Warsih, Narto, Nimah, Kusno, figuran

Narto tengah membantu mak Warsih yang sedang mengobati pasien. Di depan dupa ia membaca mantra lalu meletakkan telur di atas perut pasien. Matanya mengerjap lalu telur itu di pecahkan diatas piring, di dalamnya keluar jarum, paku, rambut dsb. Setelah memberi ramuan pada pasien, pasien itu pulang.

Kusno lalu mendekat dan menceritakan informasi yang dia dapat pada mak Warsih. Mak Warsih kesal mendengar cerita tentang Aisyah. Bukan hanya karena Aisyah bidan yang bisa mengancam pendapatannya, tapi Aisyah dianggap bisa merusak kepercayaan warga padanya dan pada keangkeran pohon keramat alas Wetan. Mak Warsih meminta anak buahnya supaya waspada Aisyah. Jangan sampai kepercayaan warga yang sudah lekat dengan kesaktian mak Warsih yang mampu menyembuhkan bermacam penyakit bisa hilang.

08.    EXT. MUSHOLA – HALAMAN – MALAM
Malik, Aisyah, Kusno, Narto, mak Warsih, figuran

Dibantu Malik, Aisyah mensosialisasikan klinik dan pengobatan modern. Beberapa ragu, bahkan ada yang tidak percaya, ditambah hasutan Kusno dan Narto yang mengatakan pengobatan mak Warsih masih yang paling paten di kampung itu. Mak Warsih malah menyepelekan apa hebatnya bidan muda dan cantik. Aisyah dianggap anak kemeren sore yang sok mau jadi saingannya, Dokter juga bukan.

INSERT :
Mak Warsih sedang memimpin beberapa warga sedang menggelar sesajen di sebuah pohon besar.

09.    INT. KLINIK – R. DALAM – PAGI
Aisyah, Retno, Mak Warsih, figuran

Walau telah mendapat tentangan, Aisah tetap praktek di Klinik. Kini Aisyah dibantu seorang gadis, sebut saja namanya Retno. Aisyah dan Retno berusaha menjaga kebersihan Klinik, membenahi Klinik yang terlihat kumuh hingga menjadi lebih baik. Aisyah tetap bekerja dengan baik. Saat seorang pasien memberanikan diri datang ke Klinik terjadi peristiwa yang mengejutkan. Di dalam kotak tempat menyimpan obat-obatan keluar banyak cacing dan kecoa yang menjijikan (sebenarnya itu adalah sabotase Narto dan Kusno). Pasien itu jadi takut. Beberapa warga datang mendekat melihat kejadian itu.

10.    EXT. RUMAH MAK WARSIH – TERAS – SIANG
Mak Warsih, Narto, Kusno, Nimah, Laiki-laki 1, Jarwo, figuran

Mak Warsih senang mendengar warga yang bercerita tentang kejadian menjijikkan di Klinik, dan mereka semakin yankin klinik itu bermasalah dan kena tulah karena berusaha menyaingi mak Warsih.  Aisyah dan Retno yang lewat di dekat rumah mak Warsih di tertawai dan di ejek. Aisyah dianggap bidan gadungan.

11.    INT. RUMAH BU DARNO – R. TAMU – SORE
Aisyah, bu Darno

Aisyah terlihat lesu dan sedih pulang ke rumah bu Darno. Ia curhat pada bu Darno dan ragu apa dia sanggup menghadapi semua tentangan di kampung itu. Bu Darno mencoba menasehati dan menenangkan hati Aisyah pada cobaan yang ia hadapi, karena semua itu ujian dari Allah. Selama ia berada di jalan yang benar jangan takut, karena Allah akan selalu ber samaNya.

12.    INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – SORE
Mak Warsih, Jarwo, wanita 1, Nimah, figuran

Mak Warsih terlihat serius mengobati anak Jarwo yang sakit dengan dupa dan manteranya. Setelah memberi beberapa ramuan, mak Warsih meyakinkan jin pengganggu di dalam tubuh anak itu sudah di usir keluar. Dikatakan anak itu akan sembuh dalam waktu dekat.

13.    INT. RUMAH BU DARNO – R. TAMU – MALAM
Aisyah, Bu Darno, Jarwo, wanita 1, figuran

Tengah malam Bu Darno di kejutkan oleh Jarwo dan istrinya yang membawa anak nya yang masih tetap sakit, memohon untuk segera di obati oleh bidan Aisyah. Kali ini Jarwo tidak bisa membantah permintaan istrinya karena setelah berobat pada mak Warsih ternyata demam anaknya semakin tinggi. Aisyah segera berusaha mengobati anak Jarwo. Jarwo terlihat malu pada Aisyah, Bu Darno. Perlahan-lahan Aisyah mencoba untuk meyakinkan supaya Jarwo dan warga desa untuk mencoba berobat ke Klinik.

14.    INT. KLINIK – R. DALAM - SIANG
Aisyah, Jarwo, wanita 1, Laki-laki 2, figuran

Jarwo dan istrinya datang bersama anak mereka yang sudah sembuh. Jarwo membawa oleh oleh dan mengucapkan terimakasih pada Aisyah. Walau sebenarnya Aisyah tidak mengharapkan balas budi dari pasiennya. Berkat pelayanan Aisyah yang ramah dan efek penyembuhan yang terbukti, warga mulai percaya pada Aisyah.

15.    INT. RUMAH MAK WARSIH – R. DALAM – SIANG
Mak Warsih, Kusno, Narto, Nimah

Mak Warsih sebagai seorang dukun beranak sakti di desa itu martabatnya semakin merasa diinjak-injak oleh Aisyah. Aisyah dianggap menyebar fitnah tentang dirinya untuk mendapat kepercayaan warga. Bersama Nimah anaknya dan Kusno mak Warsih mengatur siasat, jika siasat ini gagal, terpaksa mereka akan menghabisi Aisyah.

16.    EXT. KLINIK – R. DALAM – SORE
Aisyah, Kusno, Retno, Mak Warsih,  figuran

Beberpapa pasien mulai datang ke Klinik. Retno mempersilahkan dengan ramah. Mak Warsih ditemani Kusno dan Narto datang dan mulai menghasut dan menakut-nakuti warga kalau mereka sudah di tipu untuk mau datang ke klinik. Tentang anak Jarwo yang sembuh karena berobat di klinik semua palsu, rekayasa Aisyah. Aisyah dianggap menggunakan kecantikannya untuk menipu mereka. Lebih baik kembali pada mak Warsih yang terbukti paten dan di jamin oleh para penguasa pohon angker alas Wetan. Tapi kalao warga tetap berobat di klinik ia tak akan menjamin akan terkena tulah jin alas Wetan. Aisyah kesal pada Kusno dianggap menyebar fitnah.  Tiba-tiba terdengar suara orang merintih dan berteriak.

17.    EXT. KLINIK – HALAMAN – SORE
Aisyah, Retno, Narto, Jarwo, mak Warsih, figuran

Seorang anak buah mak Warsih yang berpura-pura penyakitnya semakin parah setelah berobat dengan Aisyah di Klinik itu. Mereka menghasut warga kalau obat-obatan yang di berikan Aisyah pasti banyak mengandung racun. Sekujur tubuh orang itu terlihat kemerahan mengerikan hingga membuat warga jadi takut dan meninggalkan Aisyah.

18.    I/E. RUMAH BU DARNO – TERAS – MALAM
Aisyah, Laki-laki 2, bu Darno

Seorang warga datang tengah malam. Ia meminta bantuan Aisyah karena istrinya mau melahirkan. Mereka terpaksa datang menemui Aisyah karena malam itu mak Warsih tidak ada. Ia sedang mengadakan ritual di pohon keramat alas wetan. Bu Darno akhirnya menemani Aisyah untuk membantunya dalam persalinan.

INSERT :
Kusno yang kebetulan lewat di tempat itu mengikuti perginya Aisyah.

19.    INT. RUMAH WARGA – KAMAR – MALAM
Aisyah, bu Darno, Laki-laki 2, figuran

Aisyah di bantu bu Darno berhasil melakukan persalinan dengan selamat, hingga akhirnya mereka pulang. Ketika situasi sepi, diam-diam seseorang masuk kedalam kamar dan memasukkan sesuatu kedalam air minum wanita yang baru melahirkan itu. Ketika si suami memberinya minum obat, tiba-tiba wanita itu kejang dan muntah muntah, si suami datang dan panik.

20.    EXT. RUMAH BU DARNO – TERAS – PAGI
Aisyah, laki-laki 2, Kusno, Narto

Dan ternyata kejadian malam itu semakin menguatkan kegagalan Aisyah sebagai bidan saat Aisyah menolong pasiennya yang kemudian meninggal dunia.

Suami wanita itu mengamuk dan menuntut tanggung jawab Aisyah yang dianggap menyebabkan istrinya meninggal. Aisyah danggap bidan ga becus. Mak Warsih dan anak buahnya semakin menghasut warga meminta Aisyah supaya pergi dari desa itu sebelum ada kematian yang berikutnya. Sejak ada Aisyah desa itu selalu ada masalah dan keributan. Tapi untung masih ada Malik yang menolong Aisyah dan menenangkan warga. Bu Darno coba menenangkan Aisah menghadapi cobaannya yang beruntun.

21.    INT. RUMAH BU DARNO – RG TAMU – MALAM
Aisyah, bu Darno, Kepala Kampung, Malik

Aisyah sedang dinasehati oleh ketua kampung dan Malik serta disabarkan oleh bu Darno, agar ikhlas dan sabar menghadapi ujian dan tentangan dari Warsih dan sebagian warga yang terhasut. Karena sebenarnya kehadiaran Aisyah nyata dibutuhkan di desa itu. Aisyah yang semula sudah mau pamit akhirnya menerima dan akan mencoba kembali bertahan..

22.    EXT. HALAMAN RM BU DARNO – MALAM
Kusno, Narto, Aisyah, Retno, mak Warsih

Sementara itu Mak Warsih yang ditemani Kusno dan Narto mengintip dengan kesal melihat Aisyah yang berhasil diyakinkan untuk tetap bertahan di desa itu… warsih menatap dengan geram dan penuh kebencian..

23.    INT. RUMAH MAK WRSIH – R. PRAKTEK – MALAM
Nimah, mak Warsih

Dalam kamarnya Aisyah yang taat ibadah dan tak lepas tahajud selalu di lindungi Allah.

INTERCUT :
Mak Warsih mengirim santet pada Aisyah. Tapi ternyata beberapa kali santet yang di kiriman tidak pernah tembus ke rumahnya, karena jelang tidur Aisyah selalu membaca Ayat Qursi, dll. Mak Warsih semakin dibuat pusing, kesaktian apa yang di miliki Aisyah?
         

24.    EXT. JALAN SEPI – MALAM/SUBUH
Aisyah, Narto, Kusno

Menjelang subuh saat Aisyah berjalan sendirian hendak ke mushola, ia di hadang Narto dan Kusno. Narto heran semua usaha untuk menyingkirkan Aisyah selalu gagal. Narto dan mak Warsih menduga Aisyah punya kesaktian, tapi Aisyah berkata ia hanya berdoa dan yakin Allah SWT akan selalu melindungi hambanya yang bertawaqal padaNya. Narto dan Kusno menertawakan Aisyah lalu Kusno mengeluarkan pisau.

Ketika Kusno berkata, ”Di sini sepi. Siapa yang akan bisa menolongmu dari kematian?”

Kusno siap menghujamkan pisaunya.. Aisyah tak mampu melawan hanya bisa memejamkan matanya berdoa…
Dari atas pohon kelapa tiba-tiba terdengar suara “grusak, gedebug”. Disusul rintihan Kusno yang kejatuhan buah kelapa tepat di kepalanya… sementara pisaunya malah tertancap di pahanya sendiri…

Terdengar Kusno merintih. Aisyah membuka matanya ternyata pisau Kusno menancap di tubuhnya sendiri… tanpa diminta Aisyah malah menolong Kusno.. ia minta Narto membantunya membawa Kusno ke klinik untuk diobati..

25.    INT. KLINIK – SUBUH
Aisyah, Kusno, Narto

Terlihat Aisyah sedang mengobati luka di paha Kusno.. narto menunggu dengan perasaan serba salah..

26.    INT. KLNIK/RUMAH BU DARNO – R. TAMU – PAGI
Aisyah, Kusno, mak Warsih, Nikmah

Narto terbaring lemah di dipan dengan kepala dan paha penuh perban setelah di tolong Aisyah. Tiba-tiba Nimah yang sedang hamil datang bersama mak Warsih melabrak Aisyah, Nimah Cemburu melihat suaminya ditolong Aisyah bidan yang cantik dan baik hati.. Warsih memperhatikan anaknya yang cemburu dan sakit hati..


27.    INT. SEBUAH TEMPAT – SIANG
Aisyah, Mak Warsih, Narto

Ditengah perjalan menuju sepulang dari belanja di sebuah jalan yang sepi Aisyah dicagat beberapa orang bertopeng, lalu ia di culik.

DISSOLVE:
Di pinggir sungai/jurang Aisyah duduk terikat dengan wajah yang sudah lebam dan baju kotor berantakan. Mak Warsih dan Narto memarahi Aisya yang dianggap ngeyel tak mau pergi dari kampung itu.. Aisyah mencoba menyadarkan Warsih dan Narto namun malah membuat Warsih murka.. dengan emosi Aisyah lalu didorong hingga jatuh ke sungai/jurang..

Terdengar jeritan Aisyah menyebut asma Allah..

28.    INT. RUMAH MAK WARSIH – KAMAR – MALAM
Kusno, mak Warsih, Kusno, Nimah

ESTABLISH  RUMAH MAK WARSIH:
(OS) Terdengar teriakan Nimah memecah suara hujan lebat.

Nimah mengalami kontraksi karena akan melahirkan, dan mak Warsih tidak dapat membantu kelahiran bayi itu karena posisi bayi tidak normal. Nimah sekarat karena anaknya tidak juga bisa dilahirkan. Mak Warsih bingung. Kusno yang masih belum pulih mencoba meminta mak Warsih untuk minta bantuan Aisyah… mak Warsih malah marah dan makin panik karena tak bisa menolong anaknya sendiri melahirkan..


29.    INT. RUMAH MAK WARSIH – R. TAMU – MALAM
Aisyah, Kusno, mak Warsih, Nimah

Di saat kepanikan memuncak, saat hujan deras Aisyah datang tanpa berbicara sepatahpun, ia hanya tersenyum. Tubuhnya tampak diselubungi sinar. Mak Warsih dan yang lainnya terkejut melihat Aisyah? “ini ga mungkin? Aisyah masih hidup?” kata mak Warsih heran.

Aisyah langsung masuk ke kamar Nimah dan memberikan pertolongan. Nimah akhirnya dapat melahirkan dengan selamat. Setelah itu, Aisyah pergi setelah memberikan bayi yang di lahirkan Nimah pada Narto dan berpesan, “rawat anak ini dengan baik agar menjadi anak yang soleh.”

30.    EXT. JALANAN DEPAN RUMAH WARSIH – PAGI

Esok harinya saat beberapa warga datang ke rumah Warsih menengok Nikmah yang baru melahirkan, mereka dikagetkan dengan kedatangan beberapa warga yang menceritakan penemuan mayat Aisyah yang tersangkut di pinggir sungai.. semua heboh dan mengikuti warga yang tadi memberi kabar.. Warsih dan Narto penasaran diam diam mengikuti warga..


31.    EXT. PINGGIR SUNGAI/JURANG – PAGI

Terlihat sosok jenazah Aisyah tersangkut di pinggir sungai.. beberapa warga berdatangan menghampiri beberapa warga lain yang menungguin jenazah Aisyah..

INSERT: Warsih dan Narto memperhatikan dari kejauhan. Mak Warsih terperanjat. Jadi Aisyah meninggal setelah kemaren ia dorong ke sungai… lalu siapa yang menolong Nimah melahirkan bayinya malam itu?

Tak lama terlihat ketua kampung datang bersama 2 orang polisi menghampiri kerumunan..
Warsih dan Narto terlihat cemas dan diam diam pergi..

32.    INT. RUMAH WARSIH – SIANG

Warsih bicara pada Nikmah dan Kusno bahwa Aisyah telah meninggal sebelum ia datang semalam untuk menyelamatkan persalinan Nikmah.. Nimah dan Kusno kaget dan takjub mendengar hal itu, lalu bersyukur bahwa Allah mengirimkan ‘Sosok gaib Aisyah” semalam untuk menyelamatkannya..
Mak Warsih mengakui di depan anak dan mantunya bahwa ia dan Narto yang telah melakukan pembunuhan pada Aisyah semalam.. Nimah dan Kusno sedih.. Warsih mengagumi ketulusan hari bidan Aisyah dalam membantu orang lain hingga atas kebesaran Allah semalam terjadi keajaiban anaknya ditolong oleh sosok gaim Aisyah..

Lalu Polisi datang menagkap Mak Warsih dan Narto karena tuduhan telah membunuh Aisyah dari bukti yang ditemukan. Warsih sudah pasrah berpesan pada Kusno agar menjaga Nimah dan anaknya..



Selesai

No comments:

Post a Comment