Sinopsis Cermin Kehidupan
PERTOLONGAN DARI LANGIT
01.
INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – MALAM
Mak Warsih, Narto, Kusno, Nimah, Jarwo, wanita 1
ESTABLISH :
Malam hening, bulan bersinar terang. Suara jangkrik dan suara
hewan malam bersahutan.
Di dalam ruang prakteknya Mak Warsih siap membantu persalinan
seorang wanita yang akan melahirkan. Narto (anak buah Warsih) dan Kusno (menantu Warsih/suami Nimah)
mempesiapkan peralatan termasuk menyan dan baskom berisi air kembang 7 rupa.
Sebelum mulai persalinan mak Warsih mencelupkan kedua tangannya kedalam baskom
berisi kembang 7 rupa. Setelah membaca mantra, dan proses persalinan yang ulet mak
Warsih yang di bantu Nimah (anak bu
Warsih yang juga tengah hamil) akhirnya selesai melakukan proses persalinan.
Mak Warsih kemudian memberikan kantong berisi potongan ari-ari bayi pada Jarwo suami wanita yang melahirkan itu
untuk segera di tanam di bawah pohon keramat di Alas Wetan sebagai sesaji pada
penunggu pohon keramat agar memberi keselamatan pada bayi dan ibunya.
02.
EXT. JALANAN DESA – MALAM
Jarwo, Aisyah
Jarwo berjalan cepat membawa bungkusan berisi ari-ari menuju
alas Wetan. Detengah perjalanan tanpa sengaja ia bertubrukan dengan seorang
gadis cantik yang sedang berjalan. Jarwo terjatuh. Bungkusan berisi ari-ari
terlepas jatuh lalu melintas sebuah motor dengan cepat melindas bungkusan itu
hingga hancur. Jarwo panik sambil memunguti sisa ari-ari yang tercecer. Jarwo
tampak ketakutan amanah mak Warsih dukun beranak sakti tidak bisa ia
laksanakan. Kemudian ia lari meninggalkan gadis itu begitu saja yang tidak lain
adalah Aisyah. Aisyah heran melihat
tingkah aneh Jarwo.
03.
I/E. RUMAH BU DARNO – TERAS – MALAM
Aisyah, bu Darno
Terdengar suara kentongan bersahutan. Bu Darno (55 th) tau kentongan itu tanda kalau baru saja ada warga yang
meninggal. Saat itu bu Darno di kejutkan oleh suara ketukan pintu dari luar
rumah. Ia sempat was-was dan heran ada seorang gadis cantik bertamu tengah
malam kerumahnya? Ternyata dia adalah Aisyah bidan baru yang di tugaskan di
desa itu. Aisyah memeng sudah di rencanakan akan tinggal di rumah Bu Darno.
04.
EXT. ARE PEMAKAMAN – PAGI
Aisyah, Jarwo, Malik (marbot mushola), mak Warsih, Nimah,
Narto, Kusno, figuran
Aisyah diajak bu Darno datang ke pemakaman, lalu tiba-tiba Jarwo
yang terlihat sedang sedih berteriak marah menghampiri Aisyah dan menuduh Aisyah
sumber petaka penyebab bayinya meninggal. Malik dan kepala kampung mencoba
menahan Jarwo untuk tidak bertindak nekat hingga tangan Malik terluka. Kepala
kampung berusaha memperkenalkan kalau Aisyah adalah bidan baru di kampung itu. Kepala
kampung kemudian meminta Aisyah membawa Malik ke Klinik supaya bisa diobati. Semua
melihat pada Aisyah. Sementara mak Warsih melirik pada Aisyah dengan tatapan
yang tajam.
05.
INT. KLINIK – R. DALAM – PAGI
Aisyah, Malik, laki-laki 2, figuran
ESTABLISH :
Klinik yang terlihat sepi dan lusuh tak jauh dari rumah bu
Darno.
Mungkin lebih tepatnya ini hanyalah ruangan tak terlalu besar
tak jauh dari rumah bu Darno yang dulunya pernah jadi tempat bidan Desa yang
telah lama meninggalkan desa itu.. peralatannya terlihat kotor dan tak rapi..
Aisyah mengeluarkan peralatannya dan segera mengobati (menjahit) luka Malik. Belum
lama luka Malik selesai di obati, Aisyah dikejutkan suara rintihan wanita dari
luar klinik. Aisyah segera keluar diikuti Malik. Beberapa saat kemudian Malik
dan Aisyah menjumpai seorang wanita hamil yang sudah hampir melahirkan bersama
suaminya yang hendak ke rumah dukun Warsih.. Tapi keadaan si istri sudah hampir
melahirkan dan tak kuat jalan sedangkan rumah bu Warsih masih jauh… Dengan
lembut Aisyah mencoba meyakinkan bahwa ia bisa membantu persalinannya.. dan
meski si suami rada kuatir tapi ia tak punya pilihan lain.. Akhirnya mereka
mau.
Dissolve to:
Suara bayi mengis dan ekspresi suami yang bahagia di depan
pintu klinik.. Lalu si suami dipersilahkan masuk klinik..
06.
I/E. WARUNG – SIANG
Kusno, Aisyah, laki-laki 2, wanita 1, figuran
Kusno tertarik mendengar cerita seorang warga yang mengatakan
istrinya baru saja melahirkan dibantu oleh seorang bidan cantik. Beberapa orang
menganggap laki-laki itu bodoh dan bisa kualat, apalagi ari-ari bayinya tidak
ditaman di bawah pohon keramat alas wetan. Menurut laki-laki itu, “kata bu
bidan ga usah! Kasih sesajen ke pohon keramat itu tahayul dan kita syirik kalau
mempercayainya.”
Kusno kesal dan penasaran mendengar cerita bidan cantik itu.
Tak lama kemudian muncul Aisyah ke dalam warung yang berniat membeli makanan
untuk makan siang di Klinik. Semua terkesima melihat Aisyah yang cantik dan menyapa
dengan tutur kata lembut.
07.
INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – SORE
Mak Warsih, Narto, Nimah, Kusno, figuran
Narto tengah membantu mak Warsih yang sedang mengobati
pasien. Di depan dupa ia membaca mantra lalu meletakkan telur di atas perut
pasien. Matanya mengerjap lalu telur itu di pecahkan diatas piring, di dalamnya
keluar jarum, paku, rambut dsb. Setelah memberi ramuan pada pasien, pasien itu
pulang.
Kusno lalu mendekat dan menceritakan informasi yang dia dapat
pada mak Warsih. Mak Warsih kesal mendengar cerita tentang Aisyah. Bukan hanya
karena Aisyah bidan yang bisa mengancam pendapatannya, tapi Aisyah dianggap bisa
merusak kepercayaan warga padanya dan pada keangkeran pohon keramat alas Wetan.
Mak Warsih meminta anak buahnya supaya waspada Aisyah. Jangan sampai
kepercayaan warga yang sudah lekat dengan kesaktian mak Warsih yang mampu
menyembuhkan bermacam penyakit bisa hilang.
08.
EXT. MUSHOLA – HALAMAN – MALAM
Malik, Aisyah, Kusno, Narto, mak Warsih, figuran
Dibantu Malik, Aisyah mensosialisasikan klinik dan pengobatan
modern. Beberapa ragu, bahkan ada yang tidak percaya, ditambah hasutan Kusno
dan Narto yang mengatakan pengobatan mak Warsih masih yang paling paten di
kampung itu. Mak Warsih malah menyepelekan apa hebatnya bidan muda dan cantik.
Aisyah dianggap anak kemeren sore yang sok mau jadi saingannya, Dokter juga bukan.
INSERT :
Mak Warsih sedang memimpin beberapa warga sedang menggelar
sesajen di sebuah pohon besar.
09.
INT. KLINIK – R. DALAM – PAGI
Aisyah, Retno, Mak Warsih, figuran
Walau telah mendapat tentangan, Aisah tetap praktek di Klinik.
Kini Aisyah dibantu seorang gadis, sebut saja namanya Retno. Aisyah dan Retno berusaha
menjaga kebersihan Klinik, membenahi Klinik yang terlihat kumuh hingga menjadi
lebih baik. Aisyah tetap bekerja dengan baik. Saat seorang pasien memberanikan
diri datang ke Klinik terjadi peristiwa yang mengejutkan. Di dalam kotak tempat
menyimpan obat-obatan keluar banyak cacing dan kecoa yang menjijikan
(sebenarnya itu adalah sabotase Narto dan Kusno). Pasien itu jadi takut.
Beberapa warga datang mendekat melihat kejadian itu.
10.
EXT. RUMAH MAK WARSIH – TERAS – SIANG
Mak Warsih, Narto, Kusno, Nimah, Laiki-laki 1, Jarwo, figuran
Mak Warsih senang mendengar warga yang bercerita tentang
kejadian menjijikkan di Klinik, dan mereka semakin yankin klinik itu bermasalah
dan kena tulah karena berusaha menyaingi mak Warsih. Aisyah dan Retno yang lewat di dekat rumah mak
Warsih di tertawai dan di ejek. Aisyah dianggap bidan gadungan.
11.
INT. RUMAH BU DARNO – R. TAMU – SORE
Aisyah, bu Darno
Aisyah terlihat lesu dan sedih pulang ke rumah bu Darno. Ia
curhat pada bu Darno dan ragu apa dia sanggup menghadapi semua tentangan di
kampung itu. Bu Darno mencoba menasehati dan menenangkan hati Aisyah pada
cobaan yang ia hadapi, karena semua itu ujian dari Allah. Selama ia berada di
jalan yang benar jangan takut, karena Allah akan selalu ber samaNya.
12.
INT. RUMAH MAK WARSIH – R. PRAKTEK – SORE
Mak Warsih, Jarwo, wanita 1, Nimah, figuran
Mak Warsih terlihat serius mengobati anak Jarwo yang sakit
dengan dupa dan manteranya. Setelah memberi beberapa ramuan, mak Warsih
meyakinkan jin pengganggu di dalam tubuh anak itu sudah di usir keluar.
Dikatakan anak itu akan sembuh dalam waktu dekat.
13.
INT. RUMAH BU DARNO – R. TAMU – MALAM
Aisyah, Bu Darno, Jarwo, wanita 1, figuran
Tengah malam Bu Darno di kejutkan oleh Jarwo dan istrinya
yang membawa anak nya yang masih tetap sakit, memohon untuk segera di obati
oleh bidan Aisyah. Kali ini Jarwo tidak bisa membantah permintaan istrinya
karena setelah berobat pada mak Warsih ternyata demam anaknya semakin tinggi.
Aisyah segera berusaha mengobati anak Jarwo. Jarwo terlihat malu pada Aisyah, Bu
Darno. Perlahan-lahan Aisyah mencoba untuk meyakinkan supaya Jarwo dan warga
desa untuk mencoba berobat ke Klinik.
14.
INT. KLINIK – R. DALAM - SIANG
Aisyah, Jarwo, wanita 1, Laki-laki 2, figuran
Jarwo dan istrinya datang bersama anak mereka yang sudah
sembuh. Jarwo membawa oleh oleh dan mengucapkan terimakasih pada Aisyah. Walau
sebenarnya Aisyah tidak mengharapkan balas budi dari pasiennya. Berkat pelayanan
Aisyah yang ramah dan efek penyembuhan yang terbukti, warga mulai percaya pada Aisyah.
15.
INT. RUMAH MAK WARSIH – R. DALAM – SIANG
Mak Warsih, Kusno, Narto, Nimah
Mak Warsih sebagai seorang dukun beranak sakti di desa itu martabatnya
semakin merasa diinjak-injak oleh Aisyah. Aisyah dianggap menyebar fitnah
tentang dirinya untuk mendapat kepercayaan warga. Bersama Nimah anaknya dan Kusno
mak Warsih mengatur siasat, jika siasat ini gagal, terpaksa mereka akan
menghabisi Aisyah.
16.
EXT. KLINIK – R. DALAM – SORE
Aisyah, Kusno, Retno, Mak Warsih, figuran
Beberpapa pasien mulai datang ke Klinik. Retno mempersilahkan
dengan ramah. Mak Warsih ditemani Kusno dan Narto datang dan mulai menghasut
dan menakut-nakuti warga kalau mereka sudah di tipu untuk mau datang ke klinik.
Tentang anak Jarwo yang sembuh karena berobat di klinik semua palsu, rekayasa
Aisyah. Aisyah dianggap menggunakan kecantikannya untuk menipu mereka. Lebih
baik kembali pada mak Warsih yang terbukti paten dan di jamin oleh para
penguasa pohon angker alas Wetan. Tapi kalao warga tetap berobat di klinik ia
tak akan menjamin akan terkena tulah jin alas Wetan. Aisyah kesal pada Kusno
dianggap menyebar fitnah. Tiba-tiba
terdengar suara orang merintih dan berteriak.
17.
EXT. KLINIK – HALAMAN – SORE
Aisyah, Retno, Narto, Jarwo, mak Warsih, figuran
Seorang anak buah mak Warsih yang berpura-pura penyakitnya
semakin parah setelah berobat dengan Aisyah di Klinik itu. Mereka menghasut
warga kalau obat-obatan yang di berikan Aisyah pasti banyak mengandung racun. Sekujur
tubuh orang itu terlihat kemerahan mengerikan hingga membuat warga jadi takut
dan meninggalkan Aisyah.
18.
I/E. RUMAH BU DARNO – TERAS – MALAM
Aisyah, Laki-laki 2, bu Darno
Seorang warga datang tengah malam. Ia meminta bantuan Aisyah
karena istrinya mau melahirkan. Mereka terpaksa datang menemui Aisyah karena
malam itu mak Warsih tidak ada. Ia sedang mengadakan ritual di pohon keramat
alas wetan. Bu Darno akhirnya menemani Aisyah untuk membantunya dalam
persalinan.
INSERT :
Kusno yang kebetulan lewat di tempat itu mengikuti perginya
Aisyah.
19.
INT. RUMAH WARGA – KAMAR – MALAM
Aisyah, bu Darno, Laki-laki 2, figuran
Aisyah di bantu bu Darno berhasil melakukan persalinan dengan
selamat, hingga akhirnya mereka pulang. Ketika situasi sepi, diam-diam seseorang
masuk kedalam kamar dan memasukkan sesuatu kedalam air minum wanita yang baru
melahirkan itu. Ketika si suami memberinya minum obat, tiba-tiba wanita itu
kejang dan muntah muntah, si suami datang dan panik.
20.
EXT. RUMAH BU DARNO – TERAS – PAGI
Aisyah, laki-laki 2, Kusno, Narto
Dan ternyata kejadian malam itu semakin menguatkan kegagalan
Aisyah sebagai bidan saat Aisyah menolong pasiennya yang kemudian meninggal
dunia.
Suami wanita itu mengamuk dan menuntut tanggung jawab Aisyah
yang dianggap menyebabkan istrinya meninggal. Aisyah danggap bidan ga becus. Mak
Warsih dan anak buahnya semakin menghasut warga meminta Aisyah supaya pergi
dari desa itu sebelum ada kematian yang berikutnya. Sejak ada Aisyah desa itu
selalu ada masalah dan keributan. Tapi untung masih ada Malik yang menolong
Aisyah dan menenangkan warga. Bu Darno coba menenangkan Aisah menghadapi
cobaannya yang beruntun.
21.
INT. RUMAH BU DARNO – RG TAMU – MALAM
Aisyah, bu Darno, Kepala Kampung, Malik
Aisyah sedang dinasehati oleh ketua kampung dan Malik serta
disabarkan oleh bu Darno, agar ikhlas dan sabar menghadapi ujian dan tentangan
dari Warsih dan sebagian warga yang terhasut. Karena sebenarnya kehadiaran
Aisyah nyata dibutuhkan di desa itu. Aisyah yang semula sudah mau pamit
akhirnya menerima dan akan mencoba kembali bertahan..
22.
EXT. HALAMAN RM BU DARNO – MALAM
Kusno, Narto, Aisyah, Retno, mak Warsih
Sementara itu Mak Warsih yang ditemani Kusno dan Narto
mengintip dengan kesal melihat Aisyah yang berhasil diyakinkan untuk tetap
bertahan di desa itu… warsih menatap dengan geram dan penuh kebencian..
23.
INT. RUMAH MAK WRSIH – R. PRAKTEK – MALAM
Nimah, mak Warsih
Dalam kamarnya Aisyah yang taat ibadah dan tak lepas tahajud
selalu di lindungi Allah.
INTERCUT :
Mak Warsih mengirim santet pada Aisyah. Tapi ternyata
beberapa kali santet yang di kiriman tidak pernah tembus ke rumahnya, karena
jelang tidur Aisyah selalu membaca Ayat Qursi, dll. Mak Warsih semakin dibuat
pusing, kesaktian apa yang di miliki Aisyah?
24.
EXT. JALAN SEPI – MALAM/SUBUH
Aisyah, Narto, Kusno
Menjelang subuh saat Aisyah berjalan sendirian hendak ke
mushola, ia di hadang Narto dan Kusno. Narto heran semua usaha untuk
menyingkirkan Aisyah selalu gagal. Narto dan mak Warsih menduga Aisyah punya
kesaktian, tapi Aisyah berkata ia hanya berdoa dan yakin Allah SWT akan selalu
melindungi hambanya yang bertawaqal padaNya. Narto dan Kusno menertawakan
Aisyah lalu Kusno mengeluarkan pisau.
Ketika Kusno berkata, ”Di sini sepi. Siapa yang akan bisa menolongmu
dari kematian?”
Kusno siap menghujamkan pisaunya.. Aisyah tak mampu melawan
hanya bisa memejamkan matanya berdoa…
Dari atas pohon kelapa tiba-tiba terdengar suara “grusak,
gedebug”. Disusul rintihan Kusno yang kejatuhan buah kelapa tepat di kepalanya…
sementara pisaunya malah tertancap di pahanya sendiri…
Terdengar Kusno merintih. Aisyah membuka matanya ternyata pisau
Kusno menancap di tubuhnya sendiri… tanpa diminta Aisyah malah menolong Kusno..
ia minta Narto membantunya membawa Kusno ke klinik untuk diobati..
25.
INT. KLINIK – SUBUH
Aisyah, Kusno, Narto
Terlihat Aisyah sedang mengobati luka di paha Kusno.. narto
menunggu dengan perasaan serba salah..
26.
INT. KLNIK/RUMAH BU DARNO – R. TAMU – PAGI
Aisyah, Kusno, mak Warsih, Nikmah
Narto terbaring lemah di dipan dengan kepala dan paha penuh
perban setelah di tolong Aisyah. Tiba-tiba Nimah yang sedang hamil datang
bersama mak Warsih melabrak Aisyah, Nimah Cemburu melihat suaminya ditolong
Aisyah bidan yang cantik dan baik hati.. Warsih memperhatikan anaknya yang
cemburu dan sakit hati..
27.
INT. SEBUAH TEMPAT – SIANG
Aisyah, Mak Warsih, Narto
Ditengah perjalan menuju sepulang dari belanja di sebuah
jalan yang sepi Aisyah dicagat beberapa orang bertopeng, lalu ia di culik.
DISSOLVE:
Di pinggir sungai/jurang Aisyah duduk terikat dengan wajah
yang sudah lebam dan baju kotor berantakan. Mak Warsih dan Narto memarahi Aisya
yang dianggap ngeyel tak mau pergi dari kampung itu.. Aisyah mencoba
menyadarkan Warsih dan Narto namun malah membuat Warsih murka.. dengan emosi
Aisyah lalu didorong hingga jatuh ke sungai/jurang..
Terdengar jeritan Aisyah menyebut asma Allah..
28.
INT. RUMAH MAK WARSIH – KAMAR – MALAM
Kusno, mak Warsih, Kusno, Nimah
ESTABLISH RUMAH MAK
WARSIH:
(OS) Terdengar teriakan Nimah memecah suara hujan lebat.
Nimah mengalami kontraksi karena akan melahirkan, dan mak Warsih
tidak dapat membantu kelahiran bayi itu karena posisi bayi tidak normal. Nimah
sekarat karena anaknya tidak juga bisa dilahirkan. Mak Warsih bingung. Kusno
yang masih belum pulih mencoba meminta mak Warsih untuk minta bantuan Aisyah…
mak Warsih malah marah dan makin panik karena tak bisa menolong anaknya sendiri
melahirkan..
29.
INT. RUMAH MAK WARSIH – R. TAMU – MALAM
Aisyah, Kusno, mak Warsih, Nimah
Di saat kepanikan memuncak, saat hujan deras Aisyah datang tanpa
berbicara sepatahpun, ia hanya tersenyum. Tubuhnya tampak diselubungi sinar. Mak
Warsih dan yang lainnya terkejut melihat Aisyah? “ini ga mungkin? Aisyah masih
hidup?” kata mak Warsih heran.
Aisyah langsung masuk ke kamar Nimah dan memberikan
pertolongan. Nimah akhirnya dapat melahirkan dengan selamat. Setelah itu, Aisyah
pergi setelah memberikan bayi yang di lahirkan Nimah pada Narto dan berpesan,
“rawat anak ini dengan baik agar menjadi anak yang soleh.”
30.
EXT. JALANAN DEPAN RUMAH WARSIH – PAGI
Esok harinya saat beberapa warga datang ke rumah Warsih
menengok Nikmah yang baru melahirkan, mereka dikagetkan dengan kedatangan
beberapa warga yang menceritakan penemuan mayat Aisyah yang tersangkut di
pinggir sungai.. semua heboh dan mengikuti warga yang tadi memberi kabar..
Warsih dan Narto penasaran diam diam mengikuti warga..
31.
EXT. PINGGIR SUNGAI/JURANG – PAGI
Terlihat sosok jenazah Aisyah tersangkut di pinggir sungai..
beberapa warga berdatangan menghampiri beberapa warga lain yang menungguin jenazah
Aisyah..
INSERT: Warsih dan Narto memperhatikan dari kejauhan. Mak
Warsih terperanjat. Jadi Aisyah meninggal setelah kemaren ia dorong ke sungai…
lalu siapa yang menolong Nimah melahirkan bayinya malam itu?
Tak lama terlihat ketua kampung datang bersama 2 orang polisi
menghampiri kerumunan..
Warsih dan Narto terlihat cemas dan diam diam pergi..
32.
INT. RUMAH WARSIH – SIANG
Warsih bicara pada Nikmah dan Kusno bahwa Aisyah telah
meninggal sebelum ia datang semalam untuk menyelamatkan persalinan Nikmah..
Nimah dan Kusno kaget dan takjub mendengar hal itu, lalu bersyukur bahwa Allah
mengirimkan ‘Sosok gaib Aisyah” semalam untuk menyelamatkannya..
Mak Warsih mengakui di depan anak dan mantunya bahwa ia dan
Narto yang telah melakukan pembunuhan pada Aisyah semalam.. Nimah dan Kusno
sedih.. Warsih mengagumi ketulusan hari bidan Aisyah dalam membantu orang lain
hingga atas kebesaran Allah semalam terjadi keajaiban anaknya ditolong oleh
sosok gaim Aisyah..
Lalu Polisi datang menagkap Mak Warsih dan Narto karena
tuduhan telah membunuh Aisyah dari bukti yang ditemukan. Warsih sudah pasrah
berpesan pada Kusno agar menjaga Nimah dan anaknya..
Selesai